Beranda

free counters
Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year

Jumat, 10 Desember 2010

Injil barnabas Injil Murni Yg Dianggap Palsu (Menguak Injil Barnabas tentang kebenaran ISLAM dan RASULULLAH SAW)

Injil Barnabas, Sbuah Studi Mengenai Kesamaan Tauhid antara Musa, Isa dan Muhammad 'Alaihimussalam


Semoga dengan ini bisa meyakinkan kita bahwa ISLAM adalah agama yang benar dan hanya ISLAM lah agama yang diridhoi oleh ALLAH SWT.




Semenjak abad ke 4M (masa kekaisaran Konstantin), Injil Barnabas tdk lg diakui oleh kaum nasrani krn kandungan Injil ini :
1. SELARAS dg ajaran tauhid yg dibawa oleh Nabi Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW.
2. Tdk Mengakui TRINITAS
3. Tdk mengakui bhw ISA / YESUS adlh ANAK TUHAN apalagi sbg TUHAN
4. Mngakui akan dtgY NABI SESUDAH ISA, MESIAS SSUNGGUHY YAITU AHMAD ATW MUHAMMAD
5. Tdk mngakui bhw ISA mati dgn DISALIB

Runtutan sejarahnya adlh sbg brikut..

Pd awalnya 12 murid nabi Isa menulis smua ajaran yg disampaikan nabi Isa. Risalah2 tsb pd awalnya DIAKUI trmsk salah satuY adlh Injil Barnabas.

Namun pd thn 325 M, kalangan gereja-trmasuk gereja2 Alexandria-mulai goyah, stelah gereja PAULUS (Katholik) melalui Konsili di NICEA mnetapkan TRINITAS sbg doktrin mutlak. AkibatY 300 lbh manuskrip injil harus diseleksi, yg pd akhrY tinggallah 4 "Injil Resmi" atw disebut "Injil Kanonik", smentara ratusan sisa injil lainY
DIMUSNAHKAN.

Kmudian pihak greja, didukung pihak kerajaan mngeluarkn statemen :
"Siapapun yg mmiliki
-injil tdk resmi- dibunuh!".
Statemen ini sbg upaya pelenyapan injil asli dimasa Nabi Isa a.s.
Dan AkhrY Kaum nasrani hanya -disuruh- mmpercayai 4 Injil Kanonik yg ditulis oleh Lukas, Markus, Matius dan Yohanes.

Pd 366 M, Paus Damaskus kmbali menegaskan utk mlarang mmbaca apalagi mmpelajari manuskrip2 Apokrifa trmsk Injil Barnabas, tp ia sndiri mnyimpan salinan Injil Barnabas diperpustakaanY.

Kputusan larangan tsb trmaktub dlm KATALOG MANUSKRIP YUNANI diperpustakaan CHACELOR SEGUIER
(1558-1672) yg dipersiapkn oleh B. De Manfaucon (1665-1741) dan didlm sbuah dftr yg disbt STICHOMETRY NICEPHORUS.
Larangan2 ini brlanjut hingga skrg (FAKTA TDK ADA GREJA YG MNGAJARKAN ISI INJIL BARNABAS DAN TDK MNGAKUI KBENARAN INJIL TSB).

~¤TerkuakY KBENARAN¤~
Pd awalY, Injil Barnabas dsembunyikn diperpus Vatikan. Namun, kmudian Injil Barnabas mulai trsebar ketika Uskup St. FERRAMINO pd thn 1585 mminjam manuskrip Injil Barnabas brbahasa ITALIA dr perpustkaan PAUS SIXTUS V. Stelah mmbaca dan mmpelajari Injil Barnabas, FERRAMINO
memeluk islam.
Kmudian manuskrip Injil Barnabas tadi jatuh ke tangan MUSTAPHA DE ARANDA (MUSTHAFA AL ARANDI) yg mnerjemahknY dlm bhs SPANY0L. Tak lama kmudian, Dr. Sale, sarjana Inggris mnemukan Injil tsb.
Thn 1709, John Toland, arkeolog dan sejarawan Amsterdam Blanda, mnerima Injil Barnabas brbhs ITALIA dr J.E KRAEMER, pnasehat krajaan Prusia Jerman. Thn 1713, Kraemer mnitipkan manuskrip Injil Barnabas tsb diperpus Pangeran EUGENE dr Savoy. Bbrp thn kmudian, manuskrip tsb disimpan diperpus kerajaan Wina THE EMPERIAL LIBRARY atas prakarsa pangeran EUGENE.

~¤Tahun Kbangkitan¤~
INJIL BARNABAS
Pd thn 1907, Injil Barnabas yg brbhs Spanyol ditrjemahkan kedalam bhs Inggris oleh LONSDALE RAGG dan istriY LAURA RAGG, dg judul THE GOSPEL OF BARNABAS trbitan OXFORD UNIVERSITY.
Thn 1908, Dr. KHALIL SA'ADAH-arkeolog Arab, mnerjemahkan buku diatas dlm bhs Arab "Injil Barnabas, Dirasat Haula Wihdatiddin'inda Musa wa Isa wa Muhammad'Alaihimussalam"
(Injil Barnabas, Sbuah Studi Mengenai Kesamaan Tauhid antara Musa, Isa dan Muhammad 'Alaihimussalam) 

Selasa, 07 Desember 2010

NAMA MUHAMMAD DALAM INJIL BARNABAS

Bismillahirrohmaaniirrohiim,
Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad ." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS. 61 : 6)
Inilah informasi dari Al Quran tentang nubuwat dari Nabiyulloh Isa Alaihissalam tentang kedatangan Rasul yang bernama Ahmad. Ahmad sendiri secara etimologis sepadan dengan Mahmada, Mahmoud, Muhammad artinya "yang terpuji". Tetapi tentu saja bila informasinya didapat dari Al Quran tentu bersifat "sepihak" dan belum memadai. Dalam Injil Yahya (Yohanes) Pasal 16 Ayat 7: "Tetapi telah kukatakan segala perkara ini kepadamu, supaya bergunalah kepadamu kalau aku pergi, karena kalau aku tidak pergi, PENGHIBUR itupun tak akan datang kepadamu; tetapi kalau aku pergi aku akan menyuruh dia kepadamu". Ayat 14: "Maka ia pun akan memuliakan aku, karena ia akan mengambilnya daripada barang yang aku punya, diberikannya tahu kepada kamu kelak".

Ayat diatas merupakan kutipan yg berisikan informasi mengenai kehadiran seorang PENGHIBUR setelah Nabi Isa (Yesus) yang akan mengambil sebagian hukumnya dan memuliakan Nabi Isa. Tetapi informasi ini masih belum jelas siapakah PENGHIBUR yg dimaksud ini. Rasa penasaran ini menyebabkan penulis membeli beberapa buku perbandingan Islam dan Kristen. Tapi sungguh diluar dugaan, jawaban penasaran saya justru sedikit terjawab oleh sebuah buku kuno koleksi orang tua saya, hasil karya orang Indonesia sendiri.

Surprise juga ketika saya menemukan sebuah buku kuno yang berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW" karya Kjai Hadji Moenawar Chalil terbitan pertama thn. 1936 M (terbit pada masa penjajahan Belanda). Menurut saya KH Moenawar Chalil merupakan ulama langka yang juga mendalami ilmu kristologi yang pada saat itu merupakan hal yang langka. Dalam buku beliau edisi revisi tahun 1953 M, beliau menulis pernah bertemu muka dengan almarhum Panglima TNI, Jenderal Sudirman tahun 1947. Ternyata Panglima membaca dan mempelajari kitab karyanya tersebut. 
Panglima Sudirman berkata: "Buku Tarikh Nabi Muhammad karangan saudara itulah yang sering saya baca dan saya perhatikan dalam waktu luang. Selama saya memimpin Angkatan Perang Republik Indonesia untuk melawan Belanda". Hal ini tidaklah aneh mengingat Sudirman merupakan sosok tentara yang juga santri.

Menurut KH Moenawar Chalil dalam Injil Barnabas, Nabi Isa Alaihissalam tidak hanya menubuwatkan tentang kehadiran Nabi akhir zaman, tetapi juga menyebutkan secara lengkap bahwa namanya adalah Muhammad. Berikut kutipan beliau :""Barnabas ialah nama seorang sahabat atau hawariyyun (pembela) Nabi Isa AS. Injil Barnabas itu adalah sebuah kitab Injil yang ditulis oleh Barnabas sendiri dari wasiat Nabi Isa sendiri. Maka isi Injil Barnabas itu satu-satunya kitab Injil yang isinya berlainan dari kitab Injil yang lain. Misalnya tentang ayat-ayat yang memberitakan akan datangnya Nabi Muhammad SAW dengan jelas, kemudian peristiwa penyaliban Isa melainkan yang disalib adalah Yudas.
Karena isinya berbeda dengan Injil Paulus, maka para pengikut Paulus tidak mau mengakui isi dari Injil Barnabas ini. Sepanjang riwayat oleh persidangan para pemimpin gereja abad ke-3 Masehi telah diputuskan tidak boleh dipakai (diikuti oleh para pengikut Kristen). Pula pada akhir abad ke-5 M sebelum Nabi Muhammad dibangkitkan, seorang Paus di Roma telah menyatakan haram untuk membaca beberapa kitab agama termasuk diantaranya ialah Injil Barnabas. 

Ada sebuah naskah Injil Barnabas itu diketemukan di dengan bahasa Italia Kuno tersimpan di gedung buku Vatikan. Kemudian naskah tersebut diambil oleh seorang pendeta Kristen bernama Moreno pada akhir abad ke-16 M. Naskah inilah yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris lalu pada tahun 1325 H, naskah tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Arab oleh Dr. Khalil Bek Sa'adah, seorang terpelajar berkebangsaan Egypt (Mesir). Ayat Injil Barnabas yang dikutip disini merupakan hasil kutipan dari kitab tafsir Al Manaar jilid III karya Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dan beberapa yang dikutip dari Syekh Thantawy dalam kitab tafsirnya Al Jawaahir Jilid I dan beberapa jilid lainnya.

Barnabas fasal 72, sesudah Al Masih memberitahukan kepada Hawariyyun bahwa beliau akan meninggalkan alam dunia kemudian beliau berkata :

7. "Maka ketika itu menangislah para utusan Yesus sambil berkata: "Wahai Guru ! Mengapa engkau akan meninggalkan kami jika demikian bahwa kami merasa mati lebih baik bagi kami daripada engkau tinggalkan".
8. Yesus berkata: "Janganlah hatimu bergoncang dan jangan kamu takut, karena sesungguhnya aku ini bukan yang menjadikan kamu, tetapi Allah yang menjadikan kamu. Dia yang memelihara kamu."
10. "Adapun tentang tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi RASUL ALLAH yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini".
11. "Akan tetapi awaslah olehmu jika kamu akan ditipu orang, karena sesungguhnya akan datang beberapa orang Nabi yang palsu; mereka akan mengambil perkataanku dan mengotori injilku".
12. Ketika itu Andarawus berkata: "Wahai Guru, sebutkanlah bagi kami satu tanda supaya kami kenal dia ?"
13. Jawab Yesus: "Sesungguhnya dia tidak akan datang pada masa kamu ini, tetapi ia akan datang kelak berbilang tahun di belakang kamu, yaitu waktu Injilku ini dirusakkan dan hampir tidak terdapat lagi tiga puluh orang yang beriman".
14. "Pada waktu itulah Allah me-rahmati alam ini; maka diutusNyalah seorang utusan yang dimana AWAN PUTIH AKAN MENAUNGINYA*, mengenal dia seorang hamba yang dipilih Allah, dan ia akan menampakkannya kepada seluruh alam".
15. "Dan ia akan datang membawa kekuatan yang besar untuk mengalahkan orang yang berbuat durhaka, dan dia akan menghapus penyembahan berhala dari dunia ini".
16. "Dan sesungguhnya aku gembira dengan yang demikian, karena dengan perantaraannya Allah akan dimuliakan orang dan dia menampakkan kebenaranku".
17. "Dan dia akan memurkai orang-orang yang berkata bahwa aku (Yesus) lebih besar dan lebih tinggi dari manusia".
22. "Dan ia akan datang membawa kebenaran lebih jelas daripada keterangan oleh para Nabi yang lain; dan ia akan membenci orang yang berlaku tidak baik".

*Ketika Muhammad berusia 12 tahun, ia diajak pamannya Abu Thalib berdagang ke negeri Syam, dalam perjalanan tersebut ia selau dinaungi awan putih dan kemudian bertemu dengan seorang pendeta nasrani bernama Bakhiraa. Kemudian pendeta ini mengamati secara mendalam sosok Muhammad dan awan putih yang menaunginya. Kemudian ia berpesan agar berhati-hati terhadap orang Yahudi karena anak ini kelak akan menjadi Rasul penutup zaman.

Banabas fasal 97 ayat:
6. Yesus berkata: "Dan bahwasanya yang mengembirakan aku, ialah agamanya tidak akan berkesudahan, karena Allah akan memeliharanya benar-benar".
7. Kahin berkata: "Apakah akan datang lagi kemudiannya nabi-nabi setelah Rasul Allah itu datang ?"
8. Yesus menjawab: "Tidak akan datang lagi kemudiannya nabi-nabi yang benar-benar diutus Allah".
14. Kahin berkata: "Apakah yang dinamakan MESIYA itu ? Dan apakah tanda yang memberitahukan kedatangannya ?"
15. Yesus berkata: "Sesungguhnya nama MESIYA itu amat mengherankan, karena Allah sendiri yang menamakannya tatkala menciptakannya, karena Allah sendiri yang menamakannya tatkala menciptakannya, dan Dia telah meletakkan nama itu disatu tempat yang indah di langit."
16. Sabda Allah: "Sabarlah olehmu hai MUHAMMAD, karena sesungguhnya Aku lantaran engkaulah Aku hendak menjadikan surga dan alam dunia ini, dan sejumlah besar dari pada makhluk yang Aku berikan kepada engkau, sehingga siapa-siapa yang memberkati engkau, ia akan diberkati, dan siapa-siapa yang melaknati engkau, ia akan dilaknati.
17. "Dan apabila Aku mengutus engkau kepada dunia, Aku menjadikan engkau utusan-Ku untuk memberi kelepasan, dan adalah perkataanmu yang benar, hingga langit dan bumi hancur luluh, tetapi iman engkau tidak akan hancur luluh."
18. "Bahwasanya nama yang diberkati itu adalah MUHAMMAD".
19. "Ketika itu orang banyak sama mengangkat suaranya: "Ya Allah ! Utuslah oleh-Mu utusan-Mu kepada kami ! Ya Muhammad, marilah segera datang untuk melepaskan alam dunia ini".

Subhanallah, disini kami rasa telah cukup jelas bahkan Injil Barnabas hingga menyebutkan namanya tentang siapa utusan Allah setalah wafatnya Nabi Isa Alaihis salam. Semoga kita akan tetap berada di jalur Allah Azza Wa Jalla sebagaimana yang telah ditetapkan melalui perantaraan para Rasul-rasulnya terutama baginda mulia Muhammad Shollahu'alaihi wassalam karena hanya inilah jalan keselamatan sebagaimana yang telah dijanjikan Allah Azza Wa Jalla. - Wallahu'alam bishshowab,
Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuuh,

(dari : "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid IA" karya Kjai Hadji Moenawar Chalil, cetakan keenam 1977. Penerbit "Bulan Bintang", Jakarta. Jl. Kramat Kwitang I/8, Jakarta Pusat Telepon 42883)

NAMA MUHAMMAD DALAM INJIL BARNABAS

Bismillahirrohmaaniirrohiim,
Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad ." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS. 61 : 6)
Inilah informasi dari Al Quran tentang nubuwat dari Nabiyulloh Isa Alaihissalam tentang kedatangan Rasul yang bernama Ahmad. Ahmad sendiri secara etimologis sepadan dengan Mahmada, Mahmoud, Muhammad artinya "yang terpuji". Tetapi tentu saja bila informasinya didapat dari Al Quran tentu bersifat "sepihak" dan belum memadai. Dalam Injil Yahya (Yohanes) Pasal 16 Ayat 7: "Tetapi telah kukatakan segala perkara ini kepadamu, supaya bergunalah kepadamu kalau aku pergi, karena kalau aku tidak pergi, PENGHIBUR itupun tak akan datang kepadamu; tetapi kalau aku pergi aku akan menyuruh dia kepadamu". Ayat 14: "Maka ia pun akan memuliakan aku, karena ia akan mengambilnya daripada barang yang aku punya, diberikannya tahu kepada kamu kelak".

Ayat diatas merupakan kutipan yg berisikan informasi mengenai kehadiran seorang PENGHIBUR setelah Nabi Isa (Yesus) yang akan mengambil sebagian hukumnya dan memuliakan Nabi Isa. Tetapi informasi ini masih belum jelas siapakah PENGHIBUR yg dimaksud ini. Rasa penasaran ini menyebabkan penulis membeli beberapa buku perbandingan Islam dan Kristen. Tapi sungguh diluar dugaan, jawaban penasaran saya justru sedikit terjawab oleh sebuah buku kuno koleksi orang tua saya, hasil karya orang Indonesia sendiri.

Surprise juga ketika saya menemukan sebuah buku kuno yang berjudul "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW" karya Kjai Hadji Moenawar Chalil terbitan pertama thn. 1936 M (terbit pada masa penjajahan Belanda). Menurut saya KH Moenawar Chalil merupakan ulama langka yang juga mendalami ilmu kristologi yang pada saat itu merupakan hal yang langka. Dalam buku beliau edisi revisi tahun 1953 M, beliau menulis pernah bertemu muka dengan almarhum Panglima TNI, Jenderal Sudirman tahun 1947. Ternyata Panglima membaca dan mempelajari kitab karyanya tersebut. 
Panglima Sudirman berkata: "Buku Tarikh Nabi Muhammad karangan saudara itulah yang sering saya baca dan saya perhatikan dalam waktu luang. Selama saya memimpin Angkatan Perang Republik Indonesia untuk melawan Belanda". Hal ini tidaklah aneh mengingat Sudirman merupakan sosok tentara yang juga santri.

Menurut KH Moenawar Chalil dalam Injil Barnabas, Nabi Isa Alaihissalam tidak hanya menubuwatkan tentang kehadiran Nabi akhir zaman, tetapi juga menyebutkan secara lengkap bahwa namanya adalah Muhammad. Berikut kutipan beliau :""Barnabas ialah nama seorang sahabat atau hawariyyun (pembela) Nabi Isa AS. Injil Barnabas itu adalah sebuah kitab Injil yang ditulis oleh Barnabas sendiri dari wasiat Nabi Isa sendiri. Maka isi Injil Barnabas itu satu-satunya kitab Injil yang isinya berlainan dari kitab Injil yang lain. Misalnya tentang ayat-ayat yang memberitakan akan datangnya Nabi Muhammad SAW dengan jelas, kemudian peristiwa penyaliban Isa melainkan yang disalib adalah Yudas.
Karena isinya berbeda dengan Injil Paulus, maka para pengikut Paulus tidak mau mengakui isi dari Injil Barnabas ini. Sepanjang riwayat oleh persidangan para pemimpin gereja abad ke-3 Masehi telah diputuskan tidak boleh dipakai (diikuti oleh para pengikut Kristen). Pula pada akhir abad ke-5 M sebelum Nabi Muhammad dibangkitkan, seorang Paus di Roma telah menyatakan haram untuk membaca beberapa kitab agama termasuk diantaranya ialah Injil Barnabas. 

Ada sebuah naskah Injil Barnabas itu diketemukan di dengan bahasa Italia Kuno tersimpan di gedung buku Vatikan. Kemudian naskah tersebut diambil oleh seorang pendeta Kristen bernama Moreno pada akhir abad ke-16 M. Naskah inilah yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris lalu pada tahun 1325 H, naskah tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Arab oleh Dr. Khalil Bek Sa'adah, seorang terpelajar berkebangsaan Egypt (Mesir). Ayat Injil Barnabas yang dikutip disini merupakan hasil kutipan dari kitab tafsir Al Manaar jilid III karya Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dan beberapa yang dikutip dari Syekh Thantawy dalam kitab tafsirnya Al Jawaahir Jilid I dan beberapa jilid lainnya.

Barnabas fasal 72, sesudah Al Masih memberitahukan kepada Hawariyyun bahwa beliau akan meninggalkan alam dunia kemudian beliau berkata :

7. "Maka ketika itu menangislah para utusan Yesus sambil berkata: "Wahai Guru ! Mengapa engkau akan meninggalkan kami jika demikian bahwa kami merasa mati lebih baik bagi kami daripada engkau tinggalkan".
8. Yesus berkata: "Janganlah hatimu bergoncang dan jangan kamu takut, karena sesungguhnya aku ini bukan yang menjadikan kamu, tetapi Allah yang menjadikan kamu. Dia yang memelihara kamu."
10. "Adapun tentang tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi RASUL ALLAH yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini".
11. "Akan tetapi awaslah olehmu jika kamu akan ditipu orang, karena sesungguhnya akan datang beberapa orang Nabi yang palsu; mereka akan mengambil perkataanku dan mengotori injilku".
12. Ketika itu Andarawus berkata: "Wahai Guru, sebutkanlah bagi kami satu tanda supaya kami kenal dia ?"
13. Jawab Yesus: "Sesungguhnya dia tidak akan datang pada masa kamu ini, tetapi ia akan datang kelak berbilang tahun di belakang kamu, yaitu waktu Injilku ini dirusakkan dan hampir tidak terdapat lagi tiga puluh orang yang beriman".
14. "Pada waktu itulah Allah me-rahmati alam ini; maka diutusNyalah seorang utusan yang dimana AWAN PUTIH AKAN MENAUNGINYA*, mengenal dia seorang hamba yang dipilih Allah, dan ia akan menampakkannya kepada seluruh alam".
15. "Dan ia akan datang membawa kekuatan yang besar untuk mengalahkan orang yang berbuat durhaka, dan dia akan menghapus penyembahan berhala dari dunia ini".
16. "Dan sesungguhnya aku gembira dengan yang demikian, karena dengan perantaraannya Allah akan dimuliakan orang dan dia menampakkan kebenaranku".
17. "Dan dia akan memurkai orang-orang yang berkata bahwa aku (Yesus) lebih besar dan lebih tinggi dari manusia".
22. "Dan ia akan datang membawa kebenaran lebih jelas daripada keterangan oleh para Nabi yang lain; dan ia akan membenci orang yang berlaku tidak baik".

*Ketika Muhammad berusia 12 tahun, ia diajak pamannya Abu Thalib berdagang ke negeri Syam, dalam perjalanan tersebut ia selau dinaungi awan putih dan kemudian bertemu dengan seorang pendeta nasrani bernama Bakhiraa. Kemudian pendeta ini mengamati secara mendalam sosok Muhammad dan awan putih yang menaunginya. Kemudian ia berpesan agar berhati-hati terhadap orang Yahudi karena anak ini kelak akan menjadi Rasul penutup zaman.

Banabas fasal 97 ayat:
6. Yesus berkata: "Dan bahwasanya yang mengembirakan aku, ialah agamanya tidak akan berkesudahan, karena Allah akan memeliharanya benar-benar".
7. Kahin berkata: "Apakah akan datang lagi kemudiannya nabi-nabi setelah Rasul Allah itu datang ?"
8. Yesus menjawab: "Tidak akan datang lagi kemudiannya nabi-nabi yang benar-benar diutus Allah".
14. Kahin berkata: "Apakah yang dinamakan MESIYA itu ? Dan apakah tanda yang memberitahukan kedatangannya ?"
15. Yesus berkata: "Sesungguhnya nama MESIYA itu amat mengherankan, karena Allah sendiri yang menamakannya tatkala menciptakannya, karena Allah sendiri yang menamakannya tatkala menciptakannya, dan Dia telah meletakkan nama itu disatu tempat yang indah di langit."
16. Sabda Allah: "Sabarlah olehmu hai MUHAMMAD, karena sesungguhnya Aku lantaran engkaulah Aku hendak menjadikan surga dan alam dunia ini, dan sejumlah besar dari pada makhluk yang Aku berikan kepada engkau, sehingga siapa-siapa yang memberkati engkau, ia akan diberkati, dan siapa-siapa yang melaknati engkau, ia akan dilaknati.
17. "Dan apabila Aku mengutus engkau kepada dunia, Aku menjadikan engkau utusan-Ku untuk memberi kelepasan, dan adalah perkataanmu yang benar, hingga langit dan bumi hancur luluh, tetapi iman engkau tidak akan hancur luluh."
18. "Bahwasanya nama yang diberkati itu adalah MUHAMMAD".
19. "Ketika itu orang banyak sama mengangkat suaranya: "Ya Allah ! Utuslah oleh-Mu utusan-Mu kepada kami ! Ya Muhammad, marilah segera datang untuk melepaskan alam dunia ini".

Subhanallah, disini kami rasa telah cukup jelas bahkan Injil Barnabas hingga menyebutkan namanya tentang siapa utusan Allah setalah wafatnya Nabi Isa Alaihis salam. Semoga kita akan tetap berada di jalur Allah Azza Wa Jalla sebagaimana yang telah ditetapkan melalui perantaraan para Rasul-rasulnya terutama baginda mulia Muhammad Shollahu'alaihi wassalam karena hanya inilah jalan keselamatan sebagaimana yang telah dijanjikan Allah Azza Wa Jalla. - Wallahu'alam bishshowab,
Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuuh,

(dari : "Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid IA" karya Kjai Hadji Moenawar Chalil, cetakan keenam 1977. Penerbit "Bulan Bintang", Jakarta. Jl. Kramat Kwitang I/8, Jakarta Pusat Telepon 42883)

Senin, 06 Desember 2010

Kiat Sukses dengan Tawakkal


Sahabatku, pernahkah kalian menjumpai beberapa fenomena di bawah ini?
Pertama, ketika ujian sekolah mulai menjelang, ada di antara teman sekelas kita yang mengatakan, ”Ah, ga usah belajar ah. Nanti kalau memang rezekiku lagi baik juga bakalan dapat nilai bagus.”
Kedua, teman kita yang lain mengatakan, ”Aku akan belajar semalam suntuk, nggak makan, nggak minum, yang penting belajar terus pakai sistem SKS (Sistem Kebut Semalam), biar nanti dapet nilai memuaskan!”
Dua kondisi di atas mungkin pernah kita jumpai. Entah itu terjadi pada teman kita, saudara kita, atau bahkan terjadi pada diri kita sendiri. Kalian termasuk yang mana hayo???

Tahukah kalian wahai sahabatku, terlepas dari dua kondisi di atas sebenarnya ada satu hal yang mereka lupakan. Yakni kekuatan tawakkal.
Lalu, apa yang dimaksud dengan tawakkal itu? Mari kita simak baik-baik pembahasan berikut ini.
Mengenal Makna Tawakkal
Tawakkal merupakan inti ibadah. Bahkan tawakkal juga merupakan salah satu tanda orang beriman. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23).
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).
Menjelaskan makna tawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, Al-Mulla Ali Al-Qari berkata,"Hendaknya kalian ketahui secara yakin bahwa tidak ada yang berbuat dalam alam wujud ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada, baik mahluk maupun rizki, pemberian atau pelarangan, bahaya atau manfaat, kemiskinan atau kekayaan, sakit atau sehat, hidup atau mati dan segala hal yang disebut sebagai sesuatu yang maujud (ada), semuanya itu adalah dari Allah". [Muroqotul Mafatih, 9/156]
Dari pengertian di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah Ta’ala. Akan tetapi, bukanlah berarti kita pasrah sepenuhnya dengan meninggalkan usaha untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan. Entah itu kesuksesan dalam mencari rizki, kesuksesan dalam belajar, ataupun kesuksesan untuk memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah. Lihatlah, bagaimana pernah ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam.
Amr bin Umayah Radhiyallahu 'anhu berkata, “Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah!, Apakah aku ikat dulu unta (tunggangan)-ku lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal ? 'Beliau menjawab, 'Ikatlah kendaraan (unta)-mu lalu bertawakkallah". [Musnad Asy-Syihab, Qayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368]
Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau di masjid seraya berkata,'Aku tidak mau bekerja sedikit pun, sampai rizkiku datang sendiri'. Maka beliau berkata, 'Ia adalah laki-laki yang sungguh jahil (bodoh). Sungguh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, " Allah telah menjadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku "
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang”. Disebutkan dalam hadits ini bahwa burung tersebut pergi pada waktu pagi dan kembali pada waktu sore dalam rangka mencari rizki. Para sahabat pun berdagang. Mereka pun mengolah kurma. Yang patut dijadikan qudwah (teladan) adalah mereka (yaitu para sahabat).” [Fathul Bari, Ibnu Hajar ‘Al Asqolani, 11/305]
Dalam hadits tersebut dikatakan, burung-burung itu berangkat pagi-pagi dan pulang sore hari dalam rangka mencari rizki.
Maka juga merupakan suatu kesalahan dengan apa yang dilakukan oleh dua orang teman kita dalam prolog di atas.
Teman yang pertama, dia sebenarnya meniatkan perbuatannya sebagai sebuah tawakkal, akan tetapi dia telah meninggalkan usaha yang seharusnya ia tempuh terlebih dahulu. Sedangkan teman yang kedua, dia telah bekerja keras dengan usahanya, namun ternyata dia lupa untuk memasrahkan segala usahanya kepada Allah Ta’ala. Dia hanya bergantung kepada usaha yang dia lakukan semata. Dan ini adalah dilarang.
Hendaknya ketika kita telah berusaha keras untuk mewujudkan suatu hal, maka berserah dirilah kepada AllahTa’ala. Yakinlah bahwa Allah Ta’ala akan memberikan hasil yang terbaik atas usaha yang kita lakukan.
Tawakkal itu Kunci Sukses!
Ya, tawakkal merupakan salah satu cara untuk menuju kesuksesan. Dengan bertawakkal, maka Allah Ta’ala akan mencukupi keperluan kita. Sebagaimana firman Allah Ta’ala berikut:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Artinya : Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". [Ath-Thalaq : 3].
Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah pernah berkata, “Tidaklah seseorang berharap dan bersandar kepada sesuatu makhluk pun, melainkan makhluk itu akan mengecewakan dan memupuskan harapannya. Namun barangsiapa menyerahkan segenap urusannya kepada Allah niscaya ia akan mendapat apa yang ia cita-citakan.”
Sahabatku, sudahkah engkau membaca kisah Nabi Zakaria ‘alaihissalam? Lihatlah, di usia beliau yang telah lanjut, beliau dikarunia seorang anak, yaitu Nabi Yahya ‘alaihissalam yang termasuk manusia dan nabi yang paling mulia. Demikian juga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang mendapat kabar gembira dengan lahirnya seorang anak, padahal istrinya telah putus asa dan mengatakan,
قَالَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ
“Istrinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan suamiku pun sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang sangat aneh. (QS. Hud: 72).
Wahai sahabatku, bersimpuhlah di hadapan Allah Ta’ala, gantungkanlah segala harapanmu kepada-Nya, pulangkan segala urusanmu kepada Dzat yang Maha Pemurah, tinggalkan semua ketergantunganmu terhadap selain-Nya dan jangan berharap kecuali kepada-Nya. Tatkala tawakkal dan harapan telah mencapai puncaknya, lalu hati pun melebur dalam do’a, pastilah do’a itu akan diterima.
مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Naml: 62).
Maraji’:
-Kitab Tauhid bab Tawakkal kepada Allah, Syaikh Muhammad At-Tamimi.
-Langkah Pasti Menuju Bahagia, Dr. Abdul Muhsin bin Muhammad Al-Qasim, hal 54-55, penerbit Daar An-Naba’.

Penulis: Aufanuri Ihrishii (Santri Ma'had Umar-Puteri)

Sabtu, 04 Desember 2010

Ibadah yang Sia-Sia Karena Syirik dan Bid'ah

Segala puji bagi Allah ta’ala, Rabb semesta alam, Maha Mendengar lagi Maha mengetahui, tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir yang diutus kepada jin adan manusia untuk mengajarkan Al Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman dan petunjuk menuju keridhoan dan surga Allah tabbaraka wa ta’ala, dan juga kepada keluarga, sahabat serta pengikut beliau Shalallahu alaihi wa salam hingga akhir zaman.





Kenapa Kita Diciptakan?

Saudaraku yang dimuliakan Allah ta’ala Tabbaraka wa ta’ala, Allah telah menciptakan manusia tidak hanya untuk makan dan minum, menikah, berkeluarga lalu meninggal dan menjadi debu. Maka sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Tujuan penciptaan manusia telah disebutkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Ad Dzariyyat: 56)

Adapun makna “beribadah kepada-Ku” dijelaskan oleh Allah ta’ala dalam ayat yang lain,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk: 2)

Sehingga tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah untuk menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik amalannya.[1]



Ikhlas dan Ittiba’, Syarat Diterimanya Ibadah

Saudaraku, ketahuilah Allah ta’ala telah menetapkan bahwa amal ibadah seorang hamba tidak dinilai sebagai sebuah sebuah ibadah melainkan dengan memenuhi 2 syarat, ikhlas dan ittiba (mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Allah ta’ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُون

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. An Nahl: 97)

IbnuKatsir rahimahullah berkata, “Dalam ayat ini Allah berjanji, barangsiapa yang beramal sholih, yaitu beramal dengan mengikuti petunjuk Al Qur’an dan sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, baik laki-laki maupun perempuan di antara manusia sedangkan hati mereka dalam keadaan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka inilah yang Allah akan berikan kehidupan yang baik di kehidupan dunia dan memberikan bagi mereka pahala yang lebih baik dari apa yang dahulu mereka kerjakan. Adapun makna kehidupan yang baik adalah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam,

قد أفلح من أسلم ورُزق كفافا، وقَنَّعه الله بما آتاه

“Sungguh beruntung seorang yang masuk islam, lalu dicukupkan rizkinya, dan Allah berikan kepadanya rasa cukup (qona’ah) terhadap rizki yang Allah berikan kepadanya” (HR Muslim no 1054)[2]

Syirik dan Bid’ah Membuat Ibadah Jadi Sia-Sia

Saudaraku ... Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk memahami dan mengamalkan ajaran islam. Tatkala Allah telah mentepkan bahwa amalan seorang hamba hanya sah di sisi Allah sebagai sebuah ibadah ketika dilakukan dengan ikhlas dan Ittiba’. Maka Allah pun telah menetapkan bahwa ibadah seorang hamba akan sia-sia manakala dikerjakan tidak sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah dan atau terselip di hati hamba perbuatan syirik. Syirik dan Ikhlas, Bid’ah dan Ittiba’ adalah 2 hal yang saling meniadakan satu dengan yang lain, tidak mungkin keduanya terkumpul pada seorang hamba bagaikan siang dan malam, gelap dan terang yang tidak mungkin berkumpul dalam satu waktu dan sebagiannya akan meniadakan sebagian yang lain. Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sungguh telah kami wahyukan kepada kamu wahai Muhammad, dan kepada Nabi-Nabi sebelum kamu, jika engkau berbuat syirik, sungguh akan hapuslah seluruh amalanmu, dan sungguh kamu akan benar-benar menjadi orang-orang yang merugi” (QS. Az Zummar: 65)

Perhatikanlah wahai saudaraku, andaikata Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam berbuat syirik kepada Allah, maka seluruh amalan ibadah yang beliau kerjakan akan lenyap dan sia-sia. Padahal beliau adalah manusia yang paling mulia lagi dicintai Allah tabbaraka wa ta’ala, maka bagaimanalagi dengan kita?

Setelah kita mengetahui kenyataan bahwa syirik adalah pemupus harapan sebuah amalan untuk bisa dikatakan sebagai ibadah yang bernilai disisi Allah, mari sejenak kita memperhatikan dalil-dalil, serta atsar yang menunjukkan betapa bid’ah adalah lawan dari ittiba’ (mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), dan amalan bid’ah tidak teranggap di sisi Allah sebagai sebuah ibadah. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa beramal dengan amalan yang bukan berasal dari ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR Muslim)

Seorang sahabat mulia, Ibnu Mas’ud Radhiallahu anhu berkata,

اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

“Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian. Semua bid’ah adalah sesat.”[3]

Dengan memperhatikan dalil dan perkataan sahabat di atas, sudah cukup bagi kita untuk memahami, betapa sebuah amalan akan sia-sia dan tidak bernilai di sisi Allah ta’ala jika seseorang tidak mengikuti petunjuk Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam.



Penulis: Abu Hafsah Rahmat Ariza Putra (Mahasiswa UGM)